Pages

7 Tips Memilih terapi aura

7 TIPS MEMILIH TERAPI AURA

Saat ini terapi aura telah menjadi bagian gaya hidup orang-orang yang ingin sukses di segala bidang. Ada banyak pihak menawarkan terapi aura. Macam-macam istilah yang dipakai, ada yang menyebut buka aura, bedah aura, pembangkitan aura ghoib, ruwatan, ruqyah, dll. Ada yang terkesan sangat modern, ada pula yang sengaja mengarahkan terapi aura sebagai hal ghaib yang amat sangat mistis. Mungkin anda jadi bingung untuk memilih mana yang baik dan benar.
Sebagai pedoman, berikut beberapa poin yang perlu anda pahami dan perhatikan agar dapat memilih terapi aura yang tepat:

1. Aura bukan fenomena mistik. Aura adalah masalah medis psikologis, kimia, dan fisika biasa yang dapat dipelajari secara ilmiah. Ilmu Deteksi Aura juga tidak jauh berbeda dengan alat analisa medis lainnya, seperti Foto Rontgen dan USG. Hal itu telah dibuktikan oleh Prof. R. Kirlian dari Rusia pada tahun 1935. Di negara-negara Eropa Timur dan RRC, Terapi Aura sejak tahun 1970-an telah digunakan secara luas oleh para dokter di Rumah Sakit Medis untuk mengobati pasien yang mengalami gejala psikis, pendampingan operasi, dan juga untuk mengurangi efek samping obat-obatan kimiawi, terutama obat kanker. Di Amerika, Ilmu Aura telah pula diteliti secara mendalam. S. Karagulla, MD pada tahun 60an sudah menemukan dan menulis tinjauan ilmiah tentang “medan energi di sekitar manusia”.
2. Istilah Buka Aura atau Pembangkitan Aura yang sering didengungkan oleh paranormal, sesungguhnya kurang tepat. Setiap manusia (dan semua makhluk ciptaan-Nya) memiliki medan energi atau aura di sekitar dirinya sejak awal penciptaan. Buktinya binatang, tumbuhan, dan bayi baru lahir yang tidak pernah tersentuh tangan paranormalpun sudah memiliki aura.
3. Karena Aura adalah medan energi, maka pencerahan Aura sebenarnya bisa anda lakukan sendiri. Setiap agama sudah mengajarkan caranya. Beribadah secara baik dan sungguh-sungguh dapat mencerahkan aura. Umat Islam melakukan dzikir, puasa, dan sedekah serta menghindari makanan haram. Umat Katolik sering melakukan Doa khusus semacam Novena ditambah retreat dan khalwat. Umat Hindu dan Budha mengenal istilah meditasi. Semua cara tersebut sesungguhnya adalah dalam rangka mengirim energi positif kepada Sang Pencipta dan semua makhlukNya. Ada buku bagus mengenai energi positif ini, judulnya Quantum Ikhlas karya Erbe Sentanu. Anda bisa mencarinya di bagian Best Seller toko buku Gramedia (maaf saya bukan sedang promosi. Saya bukan penjual buku tersebut, saya cuma pembaca yang puas menyimak isinya).
4. Jika anda merasa sudah menjalankan semua upaya tapi kehabisan daya, artinya belum mendapatkan perbaikan kualitas hidup, berarti ada sesuatu yang belum benar dalam diri anda. Bayangkan tubuh anda sebagai telepon seluler. Anda butuh sinyal yang baik agar sms dan panggilan anda bisa diterima hape lain, bukan? Jika baterai ponsel anda lemah dan sinyalnya terputus-putus, maka anda perlu membawanya ke tukang servis HP. Nah, itulah saatnya anda menjalani terapi aura.
5. Proses terapi aura yang benar, adalah dengan membersihkan dan menguatkan simpul-simpul energi yang mempengaruhi aura. Simpul-simpul tubuh tersebut dalam beberapa literatur dan kebudayaan sering disebut sebagai cakra, titik latif, dsb. Fungsi terapi aura adalah sebagai charger baterai sekaligus alat penguat sinyal antena anda.
6. Pada saat menghadapi terapis/ penyembuh aura, tanyakan padanya tentang apa itu aura. Tanyakan pula tentang dasar dan latar belakang proses terapi yang dilakukannya. Apabil jawabannya ngawur, tinggalkan saja. Untuk apa mendatangi seorang yang mengaku “ahli” namun tidak bisa menjelaskan bidang yang digelutinya. Tentunya hasil terapinya pantas diragukan.
7. Kebanyakan terapis mengkhususkan diri hanya melakukan satu dua metode terapi, sehingga hasilnya kurang maksimal dan tidak permanen. Sebaiknya, carilah terapi aura yang menawarkan paket lengkap, modern, rasional, natural dan tidak menyalahi kaidah agama.
Selamat mencerahkan aura anda dan meraih sukses!
Copyright ©2009 by Dr. Prabowo E.K
http://terapiaura.110mb.com
Dikirim oleh: Dwi Fajar

0 komentar:

Posting Komentar